Kota Magelang Jadi Percontohan Kota yang Sukses Kendalikan Covid-19

14 Juli 2020

Comments

MAGELANG – Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina berkesempatan menjadi pembicara dalam Lokakarya Komwil VI Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) tentang Strategi Pemerintah Daerah Dalam Penanganan Covid-19. Kegiatan berlangsung virtual di Command Center komplek kantor Walikota Magelang, Selasa (13/7/2020).

Windarti memaparkan materi di hadapan Ketua Apeksi Airin Rachmi Diany dan Dirjen Bangda Kementerian Dalam Negeri Hari Nur Cahya Murni, serta 36 perwakilan kota-kota komwil VI meliputi Ambon, Gorontalo, Tidore, Pare-pare, Ternate, Palu, Bau-bau dan lainnya.

Kota Magelang terpilih sebagai narasumber karena kota ini dianggap berhasil dalam pengendalian penyebaran virus corona (Covid-19).

Pada kesempatan itu, Windarti memaparkan secara umum kondisi Kota Magelang dan upaya menghadapi pandemi Covid-19. Data terkini per 13 Juni 2020, sudah tidak ada lagi kasus positif Covid-19 di wilayah ini.

Secara kumulatif jumlah kasus positif sebanyak 33 kasus, 29 orang diantaranya sembuh dan 4 orang meninggal. Kemudian jumlah PDP 68 orang, meliputi 57 sembuh, 8 meninggal dan 3 dirawat. Bahkan data per 26 Juni 2020, angka reproduksi efektif (Rt) Kota Magelang tercatat 0,14, yang berarti peluang penularan ke orang lain sudah rendah.

Menurutnya, kondisi tersebut menunjukkan bahwa perkembangan kasus Covid-19 di Kota Magelang cenderung ke arah yang baik. Angka kesembuhan baik pasien positif, PDP maupun ODP meningkat signifikan.

“Meskipun demikian, kami tetap menganggap bahwa Covid-19 masih menjadi ancaman, sehingga tindakan
kewaspadaan tetap dijalankan agar tidak terjadi gelombang kedua Covid-19,” kata Windarti.

Pihaknya menyadari penanganan Covid-19 tidak menyangkut aspek kesehatan saja, tapi aspek lainnya yakni aspek pencegahan, sosial, pemulihan ekonomi dan inovasi. Beberapa strategi yang dilaksanakan meliputi penyiapan sarana pelayanan kesehatan, tenaga medis, termasuk penyediaan anggaran sebesar Rp 137,8 miliar.

Kemudian, pencegahan penyebaran Covid-19 dan peningkatan edukasi masyarakat, antara lain dengan pembatasan akses masuk ke kota, penyemprotan cairan disinfektan di area publik, pengawasan ketat terhadap pendatang dari luar daerah dan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai media.

Selanjutnya pemberian bantuan sosial dan bantuan ekonomi, melalui program Bantuan Sosial Pangan Non Tunai, Bansos PKH, Jaring Pengaman Ekonomi (JPE) bagi pelaku UMKM. Pemkot Magelang juga mengalokasikan anggaran Rp 32,3 miliar untuk penangana dampak ekonomi dari APBD 2020.

“Kami juga mendirikan dapur umum, dilaksanakan pada minggu kedua bulan Ramadhan 1441 H untuk menyediakan hidangan buka puasa bagi masyarakat yang membutuhkan,” katanya.

Salah satu inovasi Pemkot Magelang yang menjadi perhatian peserta lokakarya adalah pembuatan Hatii-Pakem, yakni hazmat dari RSUD Tidar Kota Magelang yang memiliki banyak keunggulan dibanding hazmat lainnya.

“Hazmat ini menggunakan double layers, memakai bahan sejenis katun. Tahan pada sterilisasi 134 derajat celcius, reuseable atau bisa dipakai kembali sampai 50 kali, tentu saja inovasi ini lebih ekonomis dan ramah lingkungan,” ungkapnya.

Sementara itu memasuki era adaptasi kebiasaan baru, lanjut Windarti, Pemkot Magelang telah membuka tempat ibadah sejak pertengahan Juni 2020, pembukaan pusat kegiatan ekonomi, pembukaan destinasi wisata, penerapan tatanan baru di lingkungan kerja, angkutan umum, hotel dan sarana lainnya.

“Semua mengacu pada prinsip protokol kesehatan yang ketat. Meski sejauh ini kami belum menerapkan sanksi bagi masyarakat yang belum tertib, misal tidak pakai masker. Kami masih menerapkan sanksi sosial,” tegasnya. (pro/kotamgl)

Related Posts

0 Comments

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *