Haul Syekh Subakir di Gunung Tidar Berlangsung Sederhana

25 September 2020

Comments

MAGELANG – Haul atau tradisi peringatan hari kematian Syekh Subakir tahun ini terasa berbeda karena pandemi Covid-19. Kegiatan diikuti oleh beberapa orang saja di makam Syekh Subakir yang terletak di Kebun Raya Gunung Tidar Kota Magelang, Jumat (25/9/2020).

Meski sederhana, haul berlangsung hikmat. Diawali dengan khataman Al-Qur’an dan doa bersama untuk arwah salah satu tokoh atau ulama yang berpengaruh dalam sejarah Islam di Kota Magelang itu.

Kepala Bagian Kesejahteraan (Kesra) Kota Magelang Hadi Sutopo menerangkan, haul Syekh Subakir dilaksanakan sejak tahun 2018 dan 2019. Tahun ini dilangsungkan secara sederhana karena pandemi dimana tidak boleh ada ada kegiatan/aktivitas mengumpulkan massa.

“2018 dan 2019 lalu haul berlangsung ramai, setelah doa dan khataman di makam Syekh Subakir, kemudian dilanjutkan pengajian. Tapi tahun ini doa dan khataman dulu di makam, sedangkan pengajian akan digelar virtual pada Oktober 2020,” jelas Hadi, disela-sela kegiatan.

Adapun haul dilaksanakan setiap hari Jumat pertama pada bulan Safar. Hadi menuturkan, haul merupakan tanda penghormatan kepada Syekh Subakir sebagai tokoh atau ulama yang memiliki andil besar pada perkembangan agama Islam di Kota Magelang

“Haul ini untuk memberikan penghormatan kepada Syekh Subakir, yakni seorang ulama yang dahulu berjuang berdakwah, hingga menjadikan masyarakat Magelang bisa memeluk Islam,” tutur Hadi.

Haul tahun ini diikuti oleh 30 orang perwakilan dari penyuluh agama Islam, santri Pondok Pesantren Tidar Dudan dan santri Pondok Pesantren Selamat Kota Magelang.

Kepala Seksi Bimas Islam Kementerian Agama Kota Magelang Abdul Rosyid menambahkan, haul menjadi momentun untuk meneladani dan mewarisi semangat Syekh Subakir dalam menyebarkan Islam Rahmatan Lil alamin.

“Supaya generasi penerus tidak tercabut dari akar sejarah. Tidak lupa sejarah, ada nilai-nilai semangat yang harus dilestarikan dan diterapkan masa kini,” ungkap Rosyid.

Dari diri Syekh Subakir, generasi muda bisa meneladani bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih sayang.

“Kuncinya Islam rahmatan lil alamin. Seimbang dengan sesama manusia, alam dan lingkungan. Senantiasa menciptakan kehidupan yang guyup rukun,” ujarnya. (prokompim/kotamgl)

Related Posts

0 Comments

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *