Belum Ditemukan Kasus GGAPA, Kota Magelang Siapkan Antisipasi

29 Oktober 2022

Comments

KOTA MAGELANG – Dinas Kesehatan Kota Magelang menyatakan sampai saat ini belum ada temuan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) pada anak. Namun Pemkot Magelang telah menyiapkan fasilitas kesehatan yang memadai untuk mengantisipasinya.

“Hingga saat ini belum ditemukan satu kasus pun GGAPA, baik suspek, probable, maupun konfirmasi positif di Kota Magelang,” kata Kepala Dinkes Kota Magelang dr. Istikomah dalam jumpa pers Kamis (27/10/2022).

Walau demikian, pihaknya menaruh perhatian serius terhadap pencegahan GGAPA. Apalagi sampai dengan tanggal 26 Oktober 2022 sudah dilaporkan 255 kasus di Indonesia dengan angka kematian sekitar 56%. Di Jawa Tengah sendiri saat ini sudah terdeteksi lima kasus.

Selain fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes), kesiapan sumber daya manusia (SDM) kesehatan juga turut jadi perhatian. Kesiapan SDM ini dimungkinkan untuk menetapkan melakukan skrining, menetapkan diagnosis hingga tatalaksana prosedur perawatan dan rujukan.

“Nakes kami minta untuk memahami algoritma diagnosa penyakit. Apa saja yang perlu ditekankan, agar akurat dan penanganannya bisa dilakukan secara tepat,” paparnya.

Kemudian selain Fasyankes dan SDM nakes, tak kalah penting, lanjut Istikomah adalah logistik medis dan sistem rujukan. Menurutnya, hampir di semua rumah sakit di Kota Magelang mempunyai laboratorium untuk mengecek penyakit gagal ginjal.

Kemudian, pihaknya telah berkoordinasi dengan apotek-apotek untuk menjalankan rekomendasi, salah satunya untuk tidak menjual obat sirup yang masuk dalam daftar lampiran obat yang tidak aman sesuai rekomendasi BPOM dan Kementrian Kesehatan.

Regulasi itu menyangkut larangan apotek dan warung obat untuk menjual kepada konsumen berjenis sirup sesuai hasil temuan BPOM. Kementerian Kesehatan RI menduga ada intoksikasi pasien usai meminum obat sirup yang menyebabkan gangguan pada ginjal.

“Penelitian terkait penyebab GGAPA menjadi perhatian utama Kemenkes, untuk bisa memberikan penanganan yang tepat dan mencegah bertambahnya kasus. Sejauh ini mengarah ke intoksikasi (keracunan) etilen glikol (EG), dietilen glikol (DEG), dan etilen glikol butil eter (EGBE),” jelasnya.

Hasil temuan itu dikuatkan dengan antidotum (penawar) yang direspons baik oleh pasien. Temuan tersebut masih terus dikembangkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Kemenkes RI.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk proaktif melapor atau berkonsultasi dengan dokter yang berkompeten bila anaknya mengalami masalah gangguan buang air kecil sehingga bisa dideteksi dan ditangani lebih. Terlebih lagi Dinkes Kota Magelang sudah memiliki website yang dapat diakses 24 jam.

“Masyarakat juga bisa konsultasi via online gratis lewat mobile JKN dan konsultasi tatap muka dengan mudah di semua fasyankes. Jadi kami pun sebenarnya sudah membuka akses konsultasi bagi masyarakat, sebagai upaya untuk mencegah GGAPA,” ujarnya. (Pemkotmgl)

Siaran Pers No: 481.5/23/10/133/2022

Related Posts

0 Comments

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *