Angka Reproduksi Efektif Rendah, Kota Magelang Berhasil Kendalikan Kasus Covid-19

30 Juni 2020

Comments

MAGELANG – Perkembangan kasus virus corona (Covid-19) di Kota Magelang menunjukkan tren yang sangat baik. Kasus konfirmasi pasien positif terakhir di Kota Magelang adalah 13 Juni 2020. Sehingga Kota Magelang pun masuk zona hijau untuk sebaran kasus Covid-19.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Magelang dr Majid Rohmawanto menjelaskan, berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah per 26 Juni 2020, angka Rt (Reproduksi efektif) Kota Magelang adalah 0,14.

Menurut Majid, jika angka Rt di bawah satu, maka peluang penyakit itu menular ke orang lainnya lebih rendah. Ini artinya, kasus Covid-19 di Kota Magelang sudah bisa dikendalikan setelah Pemkot memberlakukan sejumlah upaya percepatan penanganan Covid-19.

“Angka Rt Kota Magelang 0,14. Dengan angka ini, kita peringkat 17 daerah di Jawa Tengah yang memiliki angka Rt kurang dari 1,” jelas Majid, ditemui usai menghadiri video conference pengarahan dan dialog Presiden dengan Gugus Tugas Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah, di Command Center Kota Magelang, Selasa (30/6/2020)

Walau demikian, Kota Magelang masih masuk kategori daerah di Jawa Tengah dengan peta/zonasi risiko penularan kategori sedang (orange). Zonasi risiko dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan, meliputi indikator epidemiologi, indikator surveilans kesehatan masyarakat dan pelayanan masyarakat.

“Berdasarkan hitungan indikator-indikator tersebut, Kota Magelang memiliki skor sebesar 1,93. Artinya, potensi penularan virus corona di Kota Magelang itu masih cukup tinggi,” terang Majid.

Potensi penularan dinilai masih tinggi disebabkan beberapa kendala, antara lain laju insidensi (perbandingan suatu kejadian dengan jumlah penduduk) kasus positif per 100.000 penduduk, akan selalu tinggi, karena jumlah penduduk Kota Magelang hanya kurang dari 150.000 jiwa.

“Jadi mesti berat, begitu muncul 1 kasus, maka laju insidensi kita langsung tinggi,” katanya.

Kemudian, faktor lainnya adalah banyaknya para pendatang dari luar daerah yang berisiko menyumbang angka kesakitan dan kurangnya kedisiplinan masyarakat di area publik dalam mematuhi protokol kesehatan.

“Selain itu, masih ada masyarakat yang belum menerima pasien dengan karantina mandiri, sementara pasien sudah bosan di rumah sakit,” ungkapnya.

Untuk itu, hal yang perlu dilakukan guna menekan potensi penularan adalah kerjasama semua pihak dalam penegakan protokol kesehatan di semua lini, serta penguatan di masyarakat sehingga bisa menerima pasien dengan tanpa gejala.

Ini sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk memprioritaskan wilayah dengan risiko penularan tinggi. Upaya yang dilakukan antara lain dengan mengerahkan lebih banyak personel TNI dan Polri untuk memitigasi penularan yang lebih luas.

Selanjutnya, gugus tugas di tingkat daerah juga bisa melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat, budayawan, dan antropolog dalam mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai bahaya Covid-19 dan pentingnya mematuhi protokol kesehatan.

Sementara itu, berdasarkan data 30 Juni 2020 menyebutkan total kasus positif Covid-19 di Kota Magelang masih di angka 33, dengan rincian pasien dirawat di rumah sakit 0, karantina mandiri 1 orang, sembuh 28 orang dan meninggal dunia 4 orang.

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito merasa bersyukur kasus Covid-19 di wilayahnya sudah turun drastis. Namun ia mengingatkan semua pihak untuk tetap waspada dalam menjalankan aktivitas kegiatan dimanapun berada dan tetap displin pada protokol kesehatan.

“Saya mengharapkan masyarakat Kota Magelang saat ini tidak perlu bepergian kecuali penting/mendesak, dan tidak menerima tamu dari luar kota untuk bermalam,” katanya.

Sigit mengaku sudah menginstruksikan camat, lurah, ketua RW dan ketua RT untuk dapat melaksanakan instruksi tersebut. Sebab, selama ini pasien yang positif terpapar Covid-19 memiliki riwayat usai berkunjung atau menerima tamu dari luar kota.

“Semua ini kita lakukan tidak lain semata-mata agar rakyat tetap sehat,” tegas Sigit. (pro/kotamgl)

Related Posts

0 Comments

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *