WAYANG BABAD DIPONEGORO SUKSES DIGELAR DI ALUN-ALUN MAGELANG

10 Maret 2020

Comments

Siaran Pers No: 481.5/20/rilis/2/133/2020

MAGELANG – Pagelaran wayang kulit Babad Diponegoro di Alun-alun Kota Magelang, Sabtu (22/2/2020) malam, sukses digelar. Banyak warga yang menghadiri salah satu pagelaran dalam rangka tahun kunjungan wisata Kota Magelang tahun 2020 itu.

Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito mengungkapkan, mengapresiasi kegiatan ini sebagai sarana untuk mengenalkan generasi muda tentang perjuangan Pangeran Diponegoro.

“Magelang punya historis yang tidak bisa dilupakan. Pangeran Diponegoro ditangkap penjajah Belanda di Bakorwil. Lokasi tersebut kini menjadi salah satu destinasi wisata,” ungkap Sigit, disela kegiatan.

Pagelaran wayang dinilai sebagai sarana efektif sekaligus melestarikan budaya bangsa. Tepat pada hari jadi Kota Magelang, 22 April 2020, Pemkot Magelang juga kembali akan mengadakan wayang kulit dengan dua dalang sekaligus.

Pagelaran wayang Babad Diponegoro  dengan dalang Ki Catur Benyek Kuncoro dari Yogyakarta mengangkat lakon “Diponegoro Kridha”. Dengan apik, sang dalang menggambarkan Pangeran Diponegoro  saat berjuang melawan penjajah pada tahun 1825-1830, khususnya di Magelang.

Pada masa perang yang dikenal dengan Perang Jawa (De Java Oorlog) itu, Pangeran Diponegoro pernah bersembunyi di Menoreh hingga tertangkap oleh penjajah Belanda di Kantor Karesidenan Kedu Magelang.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang Agus Sujito menambahkan, perjuangan Pangeran Diponegoro adalah rangkaian sejarah yang tidak boleh dilupakan warga Magelang.

Pangeran Diponegoro memiliki laskar yang menyebar ke seluruh penjuru Kota Magelang setelah ia tertangkap penjajah. Nama-nama mereka banyak yang diabadikan menjadi topomini nama-nama kampung di wilayah Magelang, seperti Nyai Bayem (Bayeman), Kyai Kemiri (Kemirirejo) dan lainnya.

Menurutnya, Pemerintah Kota Magelang kerap mengadakan kegiatan yang bertujuan mengingatkan dan mengenalkan generasi muda terhadap pahlawan nasional itu. Kegiatan tersebut seperti Gerakan Melek Sejarah yang diprakarsai Kemendikbud, pembuatan Film “Titi Mangsa” yang diaktori langsung Ki Roni Sodewo, generasi ke-7 Pangeran Diponegoro hingga peringatan Haul Pangeran Diponegoro.

“Kita ingin mengenalkan kepada generasi muda tentang sejarah ini. Ketika sudah kenal, diharapkan mereka akan tertarik, kemudian mencintai bangsa ini dari sejarah,” ucapnya. (pro/kotamgl)

Related Posts

0 Comments

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *