Wali Kota Magelang Ajak Ketua RT/RW Bangun Sistem Organisasi dengan Rapi

18 April 2023

Comments

KOTA MAGELANG – Wali Kota Magelang dr. Muchamad Nur Aziz mengajak Ketua RT dan RW se-Kota Magelang untuk membangun sistem organisasi dengan rapi. Ini untuk membangun kepercayaan masyarakat.

Demikian dikatakan Dokter Aziz pada acara Ngopi Bareng Pak Wali bersama Ketua RT dan RW se-Kota Magelang di GOR Samapta Sanden, Senin (18/4/2023).

Menurutnya, warga yang melaporkan segala sesuatu kepada RT/RW setempat artinya warga percaya dengan pemimpin di wilayah masing-masing. Jika RT/RW tidak bisa kemudian dilanjutkan ke Lurah/Camat dan terakhir ke Wali Kota.

“Sitem organisasi harus kita bangun karena kabagusan atau kerapian itu akan menjadikan Kota Magelang luar biasa,” katanya.

Selain itu, Ketua RT/RW juga harus berani menegur warganya yang berbuat menyalahi peraturan, misalnya bukan suami istri tapi tinggal bersama satu rumah. Kalau tidak ditegur, kata Dokter Aziz, maka akan menimbulkan dampak luar biasa.

“Penjenengan harus berani menegur kemaksiatan. Kalau ada warga yang menyalahi Perda segera panggil Satpol PP,” tandasnya.

Menurutnya, di era saat ini, Ketua RT/RW diajak untuk ikut berpikir membangun Kota Magelang (bottom up), berbeda dengan pembangunan dahulu yang cenderung top down.

“Perlu perubahan mindset. Kalau dulu pembangunan top down sekarang diajak berpikir,” ucapnya.

Dia menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang ikut mendukung pembangunan Kota Magelang, terutama di jajaran Forkopimda dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan masyarakat.

Untuk lebih nyawiji dengan masyarakat, dokter Aziz akan berkantor di kantor Kelurahan se Kota Magelang usai Idul Fitri.

Sementara itu, Kapolres Magelang Kota AKBP Yolanda Evalyn Sebayang mengutarakan, Ketua RT/RW adalah orang-orang terdepan di masyarakat sama dengan anggota Babinsa (Polri) dan Bhabinkamtibmas (TNI) yang menjadi partner kerja di lapangan.

“Banyak hal di masyarakat yang harusnya RT/RW jadi perpanjangan lidah tapi masih belum sepenuhnya berjalan,” katanya.

Yolanda mencontohkan, di Kampung Dumpoh ada warganya yang sudah 2 tahun berjualan obat mercon tapi sayangnya tidak dilaporkan ke polisi. Padahal kalau dikomunikasi maka akan lebih mudah ditangani, sekecil apapun peristiwa itu di lingkungan masing-masing.

“Jangan dianggap sepele pekerjaan warga tapi kita tidak memikirkan dampak besarnya,” ujarnya.

Siaran Pers no: 481.5/09/4/133/2023

Related Posts

0 Comments

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *