Meski Sudah Longgarkan Pariwisata, Pemkot Magelang Terapkan Prokes Ketat

1 Desember 2020

Comments

MAGELANG – Keberadaan Kebun Raya Gunung Tidar, di Kelurahan Magersari, Magelang Selatan, dianggap sebagai potensi besar untuk mengembangkan potensi perekonomian masyarakat. Setiap tahun, angka kunjungan wisatawan ke pusat pulau Jawa itu terus meningkat.

Pemkot Magelang pun senantiasa memberikan sentuhan pembangunan, agar Kebun Raya Gunung Tidar kian populer sebagai destinasi wisata religi andalan di Jawa Tengah.

Hal itu dikatakan Walikota Magelang, Sigit Widyonindito saat menggelar Mlaku-mlaku Tilik Kampung di Kelurahan Magersari, Selasa (1/12/202). Meski demikian, diakui Sigit bahwa pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 lalu membuat kunjungan ke tempat wisata religi itu turun drastis.

“Sudah kita buka semuanya, termasuk destinasi wisata Gunung Tidar, meskipun ada sedikit pembatasan. Harapannya, geliat ekonomi rakyat tetap berjalan. Asalkan tetap mematuhi protokol kesehatan,” kata Sigit.

Menurut dia, alasan Pemkot Magelang memberikan pembatasan jam operasional Gunung Tidar, juga dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Terlebih diketahui bahwa Magersari sempat menjadi kawasan episentrum pada awal pandemi lalu.

“Kita menggagas penutupan pariwisata di awal-awal itu. Tapi sekarang mulai dilonggarkan agar perekonomian masyarakat tidak terlalu terupuk. Karena kan tidak sedikit masyarakat sini yang bergerak menjadi pengusaha UMKM, sehingga faktor ekonominya terpengaruh oleh Gunung Tidar ini,” ujarnya.

Sigit menjelaskan, alasan pihaknya menggelar Mlaku-mlaku Tilik Kampung, selain silaturahmi juga dalam rangka memberikan edukasi kepada warganya tentang protokol kesehatan. Kesempatan ini dimanfaatkan Sigit untuk menyalurkan secara door to door sebanyak 115 paket sembako kepada warga Magersari.

“Mlaku-mlaku Tilik Kampung ini untuk memberikan edukasi sekaligus penguatan Satgas Jogo Tonggo di semua RW di Kota Magelang, termasuk Magersari ini. Kita juga bantu face shiled, thermo gun, dan sprayer untuk tiap-tiap RW, dalam rangka meningkatkan edukasi penerapan protokol kesehatan,” jelasnya.

Dirinya mengajak para pamong, tokoh agama, tokoh masyarakat, ketua RT/RW agar bersama-sama memberi edukasi kepada khayalak tentang pentingnya 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan).

“Tidak dipungkiri akhir-akhir ini kurva Covid-19 di Kota Magelang naik. Bukan maksud menakut-nakuti tapi biar ada tambahan kewaspadaan. Tidak melarang warga keluar bekerja, tapi kita jaga keluarga, tetangga, dan masyarakat dengan cara menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” ucapnya.

Ia menilai bahwa kondisi di rumah sakit rujukan pasien Covid-19 mulai terbatas kapasitasnya. Baik itu di RSUD Tidar, RST Dr Soedjono, RSJ Prof Dr Soerojo, dan RS Budi Rahayu.

“Ruang isolasi di rumah sakit rujukan sudah penuh semua. Akhirnya kita buat tempat karantina di Hotel Borobudur. Ini keprihatinan kita semua,” tuturnya.

Lurah Magersari, Sadma Wahju Djatmika memberikan apresiasi tinggi kepada Walikota Magelang atas gelaran Mlaku-mlaku Tilik Kampung ini. Menurutnya, peran Satgas Jogo Tonggo di tiap RW sudah optimal dalam memberikan edukasi, pembinaan, yang turut dibantu oleh Satgas Covid-19 Kota Magelang, Pemkot Magelang, dan Polres Magelang Kota.

“Dulu Magersari pernah menjadi episentrum tapi sekarang sudah terkendali. Selama perjalanan dari Maret sampai sekarang, banyak hal yang sudah dilakukan, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19,” katanya. (prokompim/kotamgl)

Related Posts

0 Comments

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *