KOTA MAGELANG- Pjs. Wali Kota Magelang Ahmad Aziz memberikan bantuan Bina Keluarga Balita (BKB) Kit Stunting kepada 22 kelompok BKB se-Kota Magelang di Hall Lantai 2 Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPMP4KB) Kota Magelang, Jumat (15/11/2024).
BKB Kit merupakan alat bantu penyuluhan, berupa media edukatif untuk meningkatkan pengasuhan anak sampai dua tahun.
Pada kesempatan yang sama, Aziz juga meluncurkan sebuah inovasi “Masyarakat Sadar Lenyapkan Stunting” (Masdarling). Kegiatan ini merupakan bukti keseriusan Kota Magelang dalam mencegah dan menanggulangi stunting, mengingat hal tersebut merupakan salah satu program prioritas Nasional.
Aziz menekankan pentingnya penanganan stunting yang berkelanjutan dan terintegrasi.
“Hasil Penimbangan Serentak Kota Magelang tahun 2024, prevalensi stunting kita tercatat 10,4%. Meski begitu, ini mengingatkan kita bahwa penanganan stunting harus terus kita tingkatkan dan kawal secara konsisten,” ungkapnya.
Ia pun menyoroti pentingnya langkah preventif, seperti pemantauan remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca persalinan dan anak dibawah dua tahun, yang menjadi fokus dalam program “Masdarling”.
Permasalahan stunting, lanjut Aziz, kerap kali dipicu seperti faktor kehamilan dini tanpa kesiapan matang, kurangnya kedekatan emosional antara orang tua dan anak, serta ketidak tahuan orang tua terhadap penyakit anak. Selain itu, kebiasaan merokok dapat berdampak pada kesehatan anak sehingga meningkatkan risiko stunting.
“Untuk itu, kehadiran “Masdarling” diharapkan menjadi motor perubahan agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya peran bersama dalam menghadapi stunting,” tegasnya.
Kepala DPMP4KB Kota Magelang Nasrodin menjelaskan stunting berdampak negatif, disisi kesehatan perkembangan otak menjadi tidak maksimal sehingga kecerdasan menjadi rendah. Bila kecerdasan rendah maka produktifitas rendah, akan membuat pertumbuhan ekonomi lambat. Tentu ini bisa menjadi beban negara kedepannya, karena negara harus menyiapkan anggaran yang tidak sedikit.
Nasrodin menerangkan, upaya penanganan stunting terdiri dari intervensi spesifik (berpengaruh langsung) seperti pemberian makan yang bergizi, vaksinasi, pencegahan infeksi dan pemeriksaan ibu hamil. Selain itu intervensi sensitif (tidak langsung) seperti perbaikan pola asuh, penyediaan air bersih, jamban sehat, sanitasi lingkungan yang baik. Dan terakhir adalah intervensi strategi komunikasi perubahan perilaku.
“Oleh karenanya perubahan perilaku menjadi perilaku yang sehat akan sangat menopang kesehatan anak sejak dalam kandungan hingga seribu hari kehidupannya. Otomatis anak anak akan sehat terhindar dari stunting,” papar Nasrodin.
Dia mengungkapkan, program “Masdarling” ini telah diawali di Kelurahan Jurangombo Selatan dengan menerapkan komunikasi yang kreatif dan edukatif. Diantaranya dengan lagu dan tari kreasi yang memuat pesan untuk hidup sehat dan terhindar dari stunting.(prokompimkotamgl)
Siaran Pers no: 481.5/12/11/133/2024
0 Komentar