Hikmat Peringatan Isra’ Mi’raj di Masjid Baitul Ma’mur Pemkot Magelang

17 Maret 2021

Comments

KOTA MAGELANG – Peringatan Isra’ Mi’raj yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) Magelang berlangsung sederhana namun hikmat di Masjid Baitul Ma’mur kompleks kantor Wali Kota Magelang, Rabu (17/3/2021). Kegiatan yang diadakan dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 itu diikuti oleh seluruh ASN dan karyawan di jajaran Pemkot Magelang.

Kegiatan diawali dengan sholat dhuhur berjama’ah, dilanjutkan dengan pengajian oleh pengasuh pondok pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo, KH Muhammad Yusuf Chudlori (Gus Yusuf). Hadir pula Wali Kota Magelang dr. H.M Nur Aziz, Sekda Joko Budiyono dan jajarannya.

Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Kota Magelang, Hadi Sutopo menjelaskan, Pemkot Magelang selalu mengadakan kegiatan pengajian untuk memperingati Isra’ Mi’raj, begitu pula untuk hari besar agama Islam lainnya.

Namun kegiatan sempat ditiadakan ketika pendemi Covid-19 setahun lalu. Tahun ini, kegiatan serupa mulai diadakan lagi dengan penyesuaian ketentuan pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pihaknya berharap, kegiatan ini bisa menambah iman dan takwa kepada Allah SWT.

“Biasanya pengajian peringatan Isra’ Mi’raj diadakan di Masjid Agung Alun-alun Magelang, bekerjasama dengan TNI dan Polri. Pengajian sempat ditiadakan karena pandemi. Kali ini kita selenggarakan di Masjid Baitul Ma’mur yang diikuti oleh seluruh ASN dan karyawan di lingkungan Pemkot Magelang,” terang Hadi.

Wakil Wali Kota Magelang M. Mansyur menuturkan, setiap peristiwa selalu ada nilai-nilai yang bisa diteladani bersama, salah satunya peristiwa Isra’ Mi’raj. Nilai-nilai itu bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hati kita, khususnya saat bertugas sebagai abdi masyarakat.

Dikatakan Kyai Mansyur – panggilan akrab M. Mansyur, abdi artinya pelayan. Maka pejabat maupun ASN sebagai abdi masyarakat harus “harum mewangi”.

“Kita harus menjadi abdi yang harum mewangi, harum tutur katanya, sepak terjangnya, tingkah lakunya, juga wawasannya. Abdi seperti anak panah yang lepas dari busurnya, lurus. Artinya kita harus mengabdi pada masyarakat dengan lurus,” tuturnya.

Sementara itu, Gus Yusuf dalam tausiahnya menyampaikan, Rasulullah SAW adalah teladan seorang pemimpin yang senantiasa mengutamakan kepentingan umat. Ia mengingatkan tentang pemimpin yang konsisten, seperti ketika Rasulullah menerima perintah Allah tentang shalat 5 waktu.

“Ketika Nabi Muhammad SAW bermusyawarah, dan Allah memutuskan shalat 5 waktu, akhirnya diputuskan 5 waktu dan konsisten. Kalau sudah menjadi keputusan dalam musyawarah maka harus konsisten dilaksanakan bersama-sama,” ungkapnya.

Dikatakan, pemimpin yang baik/benar maka orang-orang disekitarnya juga akan baik. Di sisi lain, rakyat semestinya juga mengingatkan pemimpin yang salah atau lupa, bukan justru menjerumuskan. (prokompim/kotamgl)

Related Posts

0 Comments

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *