GENJOT URBAN FARMING, PEMKOT MAGELANG DORONG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAMUR TIRAM

10 Maret 2020

Comments

GENJOT URBAN FARMING,  PEMKOT MAGELANG DORONG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAMUR TIRAM

Siaran Pers No: 481.5/36/rilis/2/133/2020

MAGELANG – Pemerintah Kota Magelang saat ini fokus dan terus menggenjot upaya pengembangan pertanian perkotaan (urban farming) di lahan sempit. Berbagai jurus dilakukan untuk menjaga eksistensi sektor pertanian di kota ini, salah salah satunya dengan mendorong masyarakat/hobiis untuk mengembangkan agribisnis hortikultura seperti komoditas jamur.

Untuk itu, Pemkot Magelang melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Disperpa) menggelar kegiatan Pengembangan Urban Farming dan Penanganan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian di Aula Disperpa Jalan Kartini Kota Magelang, Senin (24/2/2020). Kegiatan yang dikemas dalam bentuk Pelatihan Budidaya Jamur Tiram itu diikuti 35 peserta dari wilayah Kota Magelang.

Tampil sebagai narasumber yaitu Muhammad Sumedi Purbo (Sanggar Tani Media Agro Merapi) dan Faris Ikmawanto (Penggiat Bisnis Jamur Tiram Magelang). Tema yang diusung kedua narasumber adalah Prospek Pengembangan Jamur Tiram di Indonesia dan Strategi Pemasaran Jamur Tiram.

Kepala Disperpa Kota Magelang, Eri Widyo Saptoko mengungkapkan, luas lahan pertanian produktif di Kota Magelang dari tahun ke tahun semakin menyempit. Data luas lahan sawah di Kota Magelang saat ini tersisa 142,83 hektar saja.

Oleh karena itu, pihaknya terus fokus memasyarakatkan urban farming di Kota Magelang melalui sejumlah komoditas. Pemilihan komoditas jamur tiram sangat mempertimbangkan kemudahan masyarakat dalam budidaya dan ceruk pasar yang masih sangat terbuka.

“Kami mengharapkan pelatihan ini dapat meningkatkan kompetensi SDM pertanian di Kota Magelang khususnya dalam budidaya dan pemasaran jamur tiram. Disamping pula mendukung dan memperkaya orientasi masyarakat dalam mengembangkan dan memasyarakatkan pertanian perkotaan (urban farming),”jelas Erididampingi Kabid Pertanian, Uswatun Hasanah.

Salah satu narasumber, M. Sumedi Purbo menyatakan seperti tahun lalu pihaknya sangat antusias mendukung dan menjalin kerjasama dalam pengembangan agribisnis jamur tiram di Kota Magelang. Dia menandaska, sebenarnya filosofi jamur merupakan jalan menuju makmur.

Sejumlah keunggulan dalam agribisnis jamur, antara lain bahan baku untuk budidaya jamur tiram melimpah, (umumnya berupa pemanfaatan bahan limbah industri), alam di Indonesia  mendukung, tehnologi budidaya relatif sederhana dan tidak perlu lahan luas, ramah lingkungan, bebas pestisida, sehat dan menyehatkan.

“Kemudian pangsa pasar terbuka luas, baik lokal maupun ekspor, secara analisis ekonomi menguntungkan bahkan dapat memberdayakan masyarakat dan mampu menciptakan agribisnis pendukung hulu-hilir (Industri media, pengolahan, kompos, dll),” paparnya.

Dalam kesempatan tersebut Sumedi juga memaparkan jenis dan manfaat sejumlah jamur antara lain jamur Tiram, Ling zhi, Kuping dan Shiitake. Ia memotivasi para pegiat agribisnis jamur tiram untuk  sabar dan tekun, disamping juga memahami kebutuhan hidup jamur tiram.

“Kunci awalnya pada media, sterilisasi media dan lokasi budidaya. Selanjutnya perlu senantiasa menjaga suhu (kurang dari 30 C) dan kelembaban (60-80%), serta ventilasi udara dan kebutuhan yang minimal terhadap sinar matahari,”tandasnya. (pro/kotamgl)

Related Posts

0 Comments

0 Komentar

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *