KOTA MAGELANG – Wali Kota Magelang, dr. Muchamad Nur Aziz melantik tiga kepala Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pendopo Pengabdian Rumah Jabatan Walikota Magelang, Jumat (21/10/2022). Tiga kepala sekolah tersebut yaitu Sri Rochani sebagai kepala SMPN 3 Magelang, Iwuk Juliyani sebagai kepala SMPN 7 Magelang, dan Farid Setyawan sebagai kepala SMPN 12 Magelang.
Dokter Aziz menyebutkan, kepala sekolah merupakan ujung tombak di tingkat sekolah yang mendukung terselenggaranya tata kelola sekolah dengan baik. Sehingga ia meminta kepada para pemimpin sekolah yang telah mendeklarasikan sumpahnya agar dapat melaksanakan tanggung jawab sebaik-baiknya.
“Segera beradaptasi dengan tugas, pokok, dan fungsi serta lingkungan yang baru. Kemudian terus berlajar agar kemampuan kemimpinan meningkat, ini akan menunjang cara menjalankan tugas lebih efektif dan efisien,” ujar Dokter Aziz.
Dokter Aziz berpesan agar kepala sekolah dapat menjadi teladan yang baik bagi guru, karyawan dan siswa-siswi seperti semboyan milik Ki Hajar Dewantara.
“Pemimpin itu harus nyawiji jangan bossy seperti dengan slogan kebanggaan guru, Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani,” imbuh Dokter Aziz.
Pengambilan Sumpah dan pelantikan kepala sekolah yang dilaksanakan dengan khidmat tersebut merupakan bagian dari siklus kepegawaian atau tour of duty. Dimana hal tersebut bertujuan untuk mengisi formasi jabatan yang kosong didasarkan dengan kebutuhan organisasi pemerintah, upaya pengembangan dan peningkatan Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga menjadi proses penyegaran bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
“Tentu pelantikan tadi untuk mengisi kekosongan jabatan karena kepala sekolah memang bagian vital. Alhamdulillah ada masukan dari Dinas Pendidikan dan BKPSDM sudah melakukan sesuai dengan syarat – syarat,” paparnya.
Pihaknya ingin menyegerakan penutupan kekosongan jabatan agar roda pemerintahan di tingkat sekolah dapat berjalan lebih leluasa, efektif dan efisien.
“Saya ingin benar- benar ada jabatan yang definitif, kalau PLT paling hanya 2 kali jabatan masing-masing 3 bulan jadi hanya 6 bulan. Saya ingin ada jabatan secara resmi agar dapat menjalankan tugas dengan maksimal,” jelas Dokter Aziz.
Dengan pelantikan ini, tidak menutup kemungkinan adanya tantangan-tantangan yang lebih sulit sehingga kepala sekolah dituntut untuk lebih berpikir kreatif dan inovatif.
“Tantangan kepala sekolah dalam membuat kurikulum harus kreatif bukan hanya mengikuti namun harus bisa melihat kemajuan yang ada serta mengutamakan etika dan agama. Perannya harus mempu mengajak karyawan dan guru untuk nyengkuyung etika dan agama,” jabar Dokter Aziz. (Pemkotmgl).
Siaran Pers No: 481.5/17/10/133/2022
0 Komentar